Tugas 2 - Perekonomian Indonesia
Kelompok 6
Nama Kelompok :
Nama Kelompok :
- · Candra Nopita Sari (27211949)
- · Cyndi Rianti Tambunan (21211694)
- · Eka Sri Wahyuningsih (22211364)
- · Irma Ruryanti (23211698)
1.
Bagaimana Kebijaksanaan Perekonomian
Indonesia selama era reformasi?
Pada
masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai dengan adanya krisis moneter
yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan
tanda-tanda ke arah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6%
untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah diperhitungkan
namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%. Pada tahun 1998
hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan
kondisi ekonomi tahun 1999. Untuk mengetahui kebijaksanaan yang dilakukan pada
era reformasi dibawah ini adalah penjelasannya.
A. Indonesia pada Masa Pemerintahan
Presiden BJ.Habibie
Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang
mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam
bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan
stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun,
belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari
keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru
harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs
rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan
kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh
presiden Megawati. Kebijakan- kebijakan
pada masa pemerintahan B.J. Habibie:
1. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
dibentuk tanggal 22 Mei 1998, dengan jumlah menteri 16 orang yang merupakan
perwakilan dari Golkar, PPP, dan PDI.
2. Mengadakan reformasi dalam bidang
politik Habibie berusaha menciptakan politik yang transparan, mengadakan pemilu
yang bebas, rahasia, jujur, adil, membebaskan tahanan politik, dan mencabut
larangan berdirinya Serikat Buruh Independen.
3. Kebebasan menyampaikan pendapat.
Kebebasan menyampaikan pendapat diberikan asal tetap berpedoman pada aturan
yang ada yaitu UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di
muka umum.
4. Refomasi dalam bidang hukum target
reformasinya yaitu substansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan
berwibawa, dan instansi peradilan yang independen. Pada masa orde baru, hukum
hanya berlaku pada rakyat kecil saja dan penguasa kebal hukum sehingga sulit
bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan keadilan bila berhubungan dengan
penguasa.
5. Mengatasi masalah dwifungsi ABRI Jendral
TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara bertahap
sesuai dengan tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur dari area
politik dan akan memusatkan perhatian pada pertahanan negara. Anggota yang
masih menduduki jabatan birokrasi diperintahkan untuk memilih kembali kesatuan
ABRI atau pensiun dari militer untuk berkarier di sipil. Dari hal tersebut,
keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin berkurang dan akhirnya ditiadakan.
6. Mengadakan sidang istimewa Sidang
tanggal 10-13 November 1998 yang diadakan MPR berhasil menetapkan 12 ketetapan.
7. Mengadakan pemilu tahun 1999 Pelaksanaan
pemilu dilakukan dengan asas LUBER (langsung, bebas, rahasia) dan JURDIL (jujur
dan adil).
Masalah
yang ada: Ditolaknya pertanggung jawaban Presiden Habibie yang disampaikan pada
sidang umum MPR tahun1999 sehingga beliau merasa bahwa kesempatan untuk
mencalonkan diri sebagai presiden lagi sangat kecil dan kemudian dirinya tidak
mencalonkan diri pada pemilu yang dilaksanakan
B. Indonesia pada Masa Pemerintahan
Abdurrahman Wahid
Kebijakan-kebijakan
pada masa Gus Dur:
1. Meneruskan kehidupan yang demokratis
seperti pemerintahan sebelumnya (memberikan kebebasan berpendapat di kalangan
masyarakat minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan kembali penyelenggaraan
budaya tiong hua).
2.
Merestrukturisasi lembaga pemerintahan
seperti menghapus departemen yang dianggapnya tidak efesien (menghilangkan
departemen penerangan dan sosial untuk mengurangi pengeluaran anggaran,
membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional).
3.
Ingin memanfaatkan jabatannya sebagai
Panglima Tertinggi dalam militer dengan mencopot Kapolri yang tidak sejalan
dengan keinginan Gus Dur.
Masalah
yang ada:
Gus
Dur tidak mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan TNI-Polri.
Masalah
dana non-budgeter Bulog dan Bruneigate yang dipermasalahkan oleh anggota DPR.
Dekrit
Gus Dur tanggal 22 Juli 2001 yang berisikan pembaharuan DPR dan MPR serta
pembubaran Golkar. Hal tersebut tidak mendapat dukungan dari TNI, Polri dan
partai politik serta masyarakat sehingga dekrit tersebut malah mempercepat
kejatuhannya. Dan sidang istimewa 23 Juli 2001 menuntutnya diturunkan dari
jabatan.
C. Indonesia pada Masa Pemerintahan
Megawati Soekarno Putri
Masa
kepemimpinan Megawati Soekarnoputri masalah-masalah yang mendesak untuk
dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan
yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain:
1.
Meminta penundaan pembayaran utang
sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan
pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
2. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi
adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan
melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi,
karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
3. Di masa ini juga direalisasikan
berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan
konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak
investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu
jalannya pembangunan nasional.
Kebijakan-kebijakan
lain pada masa Megawati:
a.
Memilih dan Menetapkan Ditempuh dengan
meningkatkan kerukunan antar elemen bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan.
Upaya ini terganggu karena peristiwa Bom Bali yang mengakibatkan kepercayaan dunia
internasional berkurang.
b. Membangun tatanan politik yang baru
Diwujudkan dengan dikeluarkannya UU tentang pemilu, susunan dan kedudukan
MPR/DPR, dan pemilihan presiden dan wapres.
c. Menjaga keutuhan NKRI Setiap usaha yang
mengancam keutuhan NKRI ditindak tegas seperti kasus Aceh, Ambon, Papua, Poso.
Hal tersebut diberikan perhatian khusus karena peristiwa lepasnya Timor Timur
dari RI.
d. Melanjutkan amandemen UUD 1945 Dilakukan
agar lebih sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman.
e. Meluruskan otonomi daerah Keluarnya UU
tentang otonomi daerah menimbulkan penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan
otonomi daerah. Karena itu, pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap
daerah-daerah.
Masalah
yang ada, tidak ada masalah yang berarti dalam masa pemerintahan Megawati
kecuali peristiwa Bom Bali dan perebutan pulan Ligitan dan Sipadan.
D. Indonesia pada Masa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono
Pada
masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kebijakan kontroversial
pertama presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain
menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak
dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan
kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan
kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin.
Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan
berbagai masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan
perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki
iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure
Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan
kepala-kepala daerah. Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk
menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang
selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor
asing, yang salahsatunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika
semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja
juga akan bertambah. Kebijakan-kebijakan
lain yang dilakukan pada masa SBY:
1.
Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi
20% dari keseluruhan APBN.
2.
Konversi minyak tanah ke gas.
3.
Pembayaran utang secara bertahap kepada
badan PBB.
4.
Buy back saham BUMN
5.
Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah)
bagi rakyat kecil.
6.
Memudahkan investor asing untuk
berinvestasi di Indonesia.
7.
Meningkatkan sektor pariswisata dengan
mencanangkan “Visit Indonesia 2008″.
8.
Pemberian bibit unggul pada petani.
9.
Pemberantasan korupsi melalui KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi).
Masalah
yang ada:
a.
Masalah pembangunan ekonomi yang ala
kadarnya sangat memperihatinkan karena tidak tampak strategi yang bisa membuat
perekonomian Indonesia kembali bergairah. Angka pengangguran dan kemiskinan
tetap tinggi.
b. Penanganan bencana alam yang datang
bertubi-tubi berjalan lambat dan sangat tidak -profesional. Bisa dipahami bahwa
bencana datang tidak diundang dan terjadi begitu cepat sehingga korban kematian
dan materi tidak terhindarkan. Satu-satunya unit pemerintah yang tampak efisien
adalah Badan Sar Nasional yang saat inipun terlihat kedodoran karena sumber
daya yang terbatas. Sementara itu, pembentukan komisi dll hanya menjadi
pemborosan yang luar biasa.
c.
Masalah kepemimpinan SBY dan JK yang
sangat memperihatinkan. SBY yang ‘sok’ kalem dan berwibawa dikhawatirkan
berhati pengecut dan selalu cari aman, sedangkan JK yang sok profesional
dikhawatirkan penuh tipu muslihat dan agenda kepentingan kelompok. Rakyat
Indonesia sudah melihat dan memahami hal tersebut. Selain itu, ketidakkompakan
anggota kabinet menjadi nilai negatif yang besar.
d. Masalah politik dan keamanan cukup
stabil dan tampak konsolidasi demokrasi dan keberhasilan pilkada Aceh menjadi
catatan prestasi. Namun, potensi demokrasi ini belum menghasilkan sistem yang
pro-rakyat dan mampu memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia. Tetapi malah
mengubah arah demokrasi bukan untuk rakyat melainkan untuk kekuatan kelompok.
e.
Masalah korupsi. Mulai dari dasar
hukumnya sampai proses peradilan, terjadi perdebatan yang semakin mempersulit
pembersihan Republik Indonesia dari koruptor-koruptor perampok kekayaan bangsa
Indonesia. Misalnya pernyataan JK yang menganggap upaya pemberantasan korupsi
mulai terasa menghambat pembangunan.
f. Masalah politik luar negeri. Indonesia
terjebak dalam politk luar negeri ‘Pahlawan Kesiangan’. Dalam kasus Nuklir
Korea Utara dan dalam kasus-kasus di Timur Tengah, utusan khusus tidak
melakukan apa-apa. Indonesia juga sangat sulit bergerak diantara kepentingan
Arab Saudi dan Iran. Selain itu, ikut serta dalam masalah Irak jelas merupakan
dikte Amerika Serikat yang diamini oleh korps Deplu. Juga desakan peranan
Indonesia dalam urusan dalam negeri Myanmar akan semakin menyulitkan Indonesia
di masa mendatang. Singkatnya, Indonesia bukan lagi negara yang bebas dan aktif
karena lebih condong ke Amerika Serikat.
g. Pada pertengahan bulan Oktober 2006,
Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS.
Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF
dalam menentukan kebijakan dalam negri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada
luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi
antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat
dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret
2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran
kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka
menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas pada
turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga
menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena
inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya
mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam negeri
masih kurang kondusif.
Dampak reformasi bagi rakyat
Indonesia
1.
Pemerintahan orde baru jatuh dan muncul
era reformasi. Namun reformasi dan keterbukaan tidak diikuti dengan suasana
tenang, aman, dan tentram dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Konflik
antar kelompok etnis bermunculan di berbagai daerah seperti Kalimantan Barat.
Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh masalah-masalah sosial, ekonomi dan
agama.
2. Rakyat sulit membedakan apakah sang
pejabat bertindak sebagai eksekutif atau pimpinan partai politik karena adanya
perangkapan jabatan yang membuat pejabat bersangkutan tidak dapat
berkonsentrasi penuh pada jabatan publik yang diembannya.
3.
Banyak kasus muncul ke permukaan yang
berkaitan dengan pemberian batas yang tegas pada teritorial masing-masing
wilayah, seperti penerapan otonomi pengelolaan wilayah pengairan.
4. Pemerintah tidak lagi otoriter dan
terjadi demokratisasi di bidang politik (misalnya: munculnya parpol-parpol
baru), ekonomi (misalnya: munculnya badan-badan umum milik swasta, tidak lagi
melulu milik negara), dan sosial (misalnya: rakyat berhak memberikan tanggapan
dan kritik terhadap pemerintah).
5. Peranan militer di dalam bidang politik
pemerintahan terus dikurangi (sejak 2004, wakil militer di MPR/DPR dihapus).
Latar belakang munculnya reformasi
a.
Bidang Politik
Munculnya
reformasi di bidang politik disebabkan oleh adanya KKN, ketidakadilan dalam
bidang hukum, pemerintahan orde baru yang otoriter (tidak demokratis) dan
tertutup, besarnya peranan militer dalam orde baru, adanya 5 paket UU serta
munculnya demo mahasiswa yang menginginkan pembaharuan di segala bidang.
b.
Bidang ekonomi
Munculnya
reformasi di bidang ekonomi disebabkan oleh adanya sistem monopoli di bidang
perdagangan, jasa, dan usaha. Pada masa orde baru, orang-orang yang dekat
dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas dan kesempatan, bahkan mampu
berbuat apa saja demi keberhasilan usahanya. Selain itu juga disebabkan oleh
krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia
dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup sehingga terjadi PHK
dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul
kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan. Hal-hal tersebut membuat perlu
dilakukannya tindakan-tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasinya.
c.
Bidang sosial
Krisis ekonomi
dan politik pada masa pemerintahan orde baru berdampak pada kehidupan sosial di
Indonesia. Muncul peristiwa pembunuhan dukun santet di Situbondo, perang
saudara di Ambon, peristiwa Sampit, beredar luasnya narkoba, meningkatnya
kejahatan, pembunuhan, pelacuran. Hal tersebut membuat diperlukannya tindakan
yang cepat dan tepat.
teman jangan lupa yah masukin link gunadarmanya k dalam blog kamu. Sekarang kan sudah mulai softskill, sebagai salah satu mahasiswa gunadarma ayo donk masukin link gunadarmanya, misalkan:
BalasHapuswww.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id
www.baak.gunadarma.ac.id
www.ugpedia.gunadarma.ac.id
:)