Minggu, 26 April 2015

Kasus KAP Enderson dan Enron

PERMASALAHAN KASUS ENRON

      A.    Latar belakang masalah
              Enron perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
      1.    Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif membiarkan
             kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan
             terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak
             dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat
             sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
      2.    Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara
             total atas fungsi internal audit perusahaan.


             a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP
                 Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
             b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
             c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
     3.    Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
            mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang
            sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di
            putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
     4.    Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
            perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal
            tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron
            menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran
            tersebut tetapi tidak 
memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan
            yang melatarbelakangi 
akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum
            tersebut menyimpulkan 
bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
     5.    Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam
            laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100
            juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron
            secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan
            secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense)
            sebesar $1 
miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi
            rugi $644 juta. 
Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1
            miliar tersebut, dan 
ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
            yang didirikan oleh 
CFO Enron.
      6.   Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan
            dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang
            tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi
            dan laba yang 
di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
      7.   Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran
            dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan
            terhadap proses peradilan
      8.   Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Sementara itu
            harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
      9.   KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002. sementara
            KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat
            Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
     10.  CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi masih
            dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari Mr. Lay
            mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
     11.  Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk
            menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
     12.  Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan KAP
            Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
     13.  Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah
            atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan
            dokumen dokumen yang sedang di selidiki.
     14.  KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan
            klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang
            meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
     15.  Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk            melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen
            mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite            yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
     16.  Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya.
     17.  Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
            penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses
            peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan

            Enron .
     18.  Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden
            dan Chie Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
     19   Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
            melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

B.     Pembahasan Masalah
                 Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu opportunity; pressure; dan rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.
1.  Auditor.
     Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi.
2.   Konsultan hukum.
      Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.
3.   Regulator.
      Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara.
4.   Pasar ekuitas.
      Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.
5.   Pasar hutang.
      Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs. Meningkatnya defisit dalam arus kas perusahaan menyebabkan timbulnya masalah manajemen keuangan yang mendasar pada Enron. Pertumbuhan perusahaan membutuhkan adanya modal eksternal. Tambahan modal dapat diperoleh dari hutang baru dan ekuitas baru. Ken Lay dan Jeff Skilling, enggan untuk menerbitkan jumlah besar dari ekuitas baru. Karena akan mendilusi laba dan jumlah saham yang dipegang oleh pemegang saham. Pilihan menggunakan utang juga terbatas, dengan tingkat utang yang tinggi menyebabkan rating Enron hanya sebesar BBB, tingkat rating yang rendah oleh lembaga pemberi rating (Eiteman, dkk, 2007). Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang bermasalah ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat mendatangkan dana tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru. Kedua; memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall Street.
SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri, (2) ekuitas dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga yang tidak berhubungan, (3) jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi kanan neraca SPEs, akan tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron. Hal ini menyebabkan harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat saham SPEs naik, maka saham Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham SPEs turun, maka harga saham Enron ter-depresiasi (Eiteman, dkk, 2007). Menurunnya harga saham Enron hingga $47 per lembar saham pada bulan Juli 2001, menyebabkan investor curiga. Hal ini menyebabkan Sherron Watkins, wakil presiden Enron mencoba memperingatkan Kenneth Lay dengan membawa 6 lembar surat yang menjelaskan proses akuntan yang tidak wajar sehubungan dengan SPEs dan memperingatkan akan kecurangan proses akuntan. Akan tetapi peringatan Sherron Watkins tidak dihiraukan oleh Ken Lay, sehingga terjadilah tsunami di Enron. Harga sahamnya jatuh hingga tersisa $1 per lembar saham yang menyebabkan Enron bangkrut (Velasquez, 2006).Pada Bulan Februari 2002, Sherron Watkins dipanggil oleh DPR untuk menjelaskan skandal Enron, tentang aktivitas akuntansi perusahaan. Kemudian Sherron Watkins menjelaskan semua permasalahan tersebut, dan menyebabkan dirinya dijuluki sebagai courageous whistleblower (Velasquez, 2006).

Analisis
     Pada kasus ini dapat kita lihat bahwa Enron mengadopsi model SWM (Shareholder Wealth Maximization), dengan asumsi bahwa pasar efisien. Ini mengandung makna, harga saham selalu tepat memproyeksikan harapan akan return dan risiko yang dipersepsikan oleh investor. Model SWM ini fokus pada maksimalisasi nilai jangka panjang, bukan hanya jangka pendek. Sedangkan Enron lebih berfokus pada tujuan jangka pendek untuk memenuhi komitmen dengan Wall Street. Fokus jangka pendek oleh manajemen dan investor ini disebut dengan impatient capitalism. Karena masalah Enron melibatkan pihak-pihak internal maupun eksternal dalam bentuk kecurangan yang sistemik. Sehingga sulit mengungkapkan kecurangan yang Enron lakukan. Hal inilah yang mendorong pemerintah Amerika mengeluarkan Sarbanes Oxley Act 2002, pada tanggal 30 Juli 2002.
Menyelesaikan masalah yang terjadi:
·         Menerbitkan peraturan yang jelas untk mengatur transparansi pengungkapan transaksi keuangan
      antar perusahaan (regulator)
·         Tuntutan hukum terhadap manajemen Enron yang bertanggung-jawab atas terjadinya
      permasalahan ini
·         Dibubarkannya firma KAP Arthur Andersen
·         Jasa audit KAP dipisah dengan jasa konsultan perusahaan untuk independensi KAP
·         Banyak kasus auditor mengaudit laporan keuangan perusahaan tidak bekerja dibawah
      pengawasan komite audit (KA) dan tidak bebas dari pengaruh manajemen senior perusahaan
      sehingga perlu KA dari eksternal seperti akademisi dan praktisi akuntansi.

C.      Kesimpulan
          Dari kasus tersebut dapat kami simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggarkode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untukdilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron,tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP ArthurAndersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP.
Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enronbangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendirikehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, jugaberdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untukmendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.Dalam kasus ini juga diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporankeuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasikeuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Ini merupakansalah satu contoh kasus pelanggaran etika profesi Auditor yang terjadi di Amerika Serikat, sebuahnegara yang memiliki perangkat Undang-undang bisnis dan pasar modal yang lebih lengkap. Hal initerjadi akibat keegoisan satu pihak terhadap pihak lain, dalam hal ini pihak-pihak yang selama inidiuntungkan atas penipuan laporan keuangan terhadap pihak yang telah tertipu. Hal ini buah darisebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang berakibat hutangdan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping prosesperadilan dan tuntutan hukum.Untuk itulah kode etik profesi harus dibuat untuk menopang praktik yang sehat bebas darikecurangan. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa yang baik dan tidak baik danmana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai anggota profesi baik dalam berhubungandengan kolega, klien, publik dan karyawan sendiri. Yang harus menjadi sebuah pelajaran bahwasesungguhnya suatu praktik atau perilaku yang dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya akanmenuai ketidakbaikan pula termasuk kemadharatan bagi banyak pihak.

Sumber : http://amaliamel2.blogspot.com/2012/10/kasus-enron.html
               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar